PERSAHINI SIDIK

Persahini Sidik ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Nama saya Persahini  (Tantangan Hari 1)
Saya Persahini dipanggil Penny

Nama saya Persahini (Tantangan Hari 1)

Ada kebiasaan yang penulis lakukan untuk memperkenalkan diri,

"Nama saya Persahini Sidik, tapi dipanggil bu Penny."

Gaya ini khas yang dilakukan oleh penulis, ketika baru berjumpa dengan orang-orang yang baru bertemu pertama kali. Sebagai penegasan, seringkali disampaikan juga,

"Sidik adalah nama ayah saya." Hal ini perlu dipertegas, agar paham bahwa nama saya hanya terdiri dari satu kata "Persahini". Selalu menulis nama Sidik di belakangnya, karena penulis sangat bangga terhadap perjuangan ayah dalam ketegasan mendidik anak-anaknya.

"Jika ingin mengenal saya lebih jauh, silakan cari di mbah Google, pasti ketemu, dan pasti itu adalah saya. Karena nama Persahini Sidik hanya ada satu di dunia." Sambil tersenyum dan menunjukkan rasa bangga yang amat sangat.

"Saya juga perlu mempertegas, saya berjenis kelamin perempuan" Lontaran kalimat ini disampaikan, seringkali nama tersebut dikatagorikan laki-laki. Pengalaman seru selalu terulang, jika penulis mengikuti kegiatan yang pertama kali terundang. Sedih dan tertawa, selalu dikelompokan dalam kelompok laki-laki. Bahkan, seringkali diberi kamar berpasangan dengan lawan jenis. Alamak! Muncul kerepotan baru, karena harus lapor ke panitia untuk memohon pindah kamar.

Ketika awal masuk kelas perkuliahan, banyak dosen memanggil nama Persahini, tetapi menoleh ke kelompok laki-laki. Seringkali menjadi candaan dan menimbulkan gelak tawa, tetapi pemilik nama tidak pernah merasa sakit hati atau tersinggung, malah bahagia karena terasa menjadi lebih akrab. Selanjutnya, jika ada dosen yang memanggil pertama kali di kelas, maka beberapa teman spontan berteriak "perempuan, pak". Tentu saja, sontak kelas menjadi ramai, namun lebih hangat dan bersahabat.

Setiap berkenalan dengan gaya khas ini, banyak orang yang mengenang penulis dan selalu ingat dengan sebutan nama tersebut. Ayah yang menorehkan nama di akta kelahiran disesuaikan dengan sejarah kisah hidup di keluarga. Banyak yang bertanya "Apa arti nama Persahini?" Sebagian besar sudah menduga merupakan singkatan, tetapi kepanjangannya, apa ya?

Ini penjelasannya, "Persahini dari kata Persahi dengan kepanjangan Persatuan Sarjana Hukum Indonesia." Saat penulis dilahirkan, ayah sedang memegang jabatan sebagai ketua Persahi wilayah Kota Jakarta. Ya, ayah seorang Sarjana Hukum, berprofesi sebagai Hakim Militer. Arsip yang menguatkan kisah tersebut disimpan dengan rapi, agar kelak ketika dewasa ditunjukkan kepada anaknya (=penulis), dan tidak melupakan sejarah. Sementara tambahan satu suku kata "ni" untuk mempermanis nama. Nah, sudah tidak penasaran lagi, ya.

"Kok, nama panggilan ditulis Penny?" Nama diambil dari suku kata pertama dan terakhir, bukankah harusnya menjadi "Peni". Kisah ini berawal, saat penulis kelas empat SD menyampaikan protes ke ibu, karena pemberian nama hanya singkat terdiri dari satu kata saja. Singkat kata, yang terpikir harus ada nama indah untuk panggilan. Ketika itulah mengajukan nama panggilan dengan tulisan "Peny" menggunakan satu huru "n". Saat itu ibu hanya mengangguk saja, mungkin agar anaknya tidak kecewa.

Rasa sedih dan kecewa muncul, ketika mengantar ibu ke rumah sakit dan membaca tulisan di depan ruangan "Peny. Jantung", ruangan lain tertulis "Peny. dalam", "Peny. Paru", dan yang membuat sangat nelongso "Peny. kulit dan kelamin". Munculnya pertanyaan polos anak usia 11 tahun, "Bu, kok setiap ruangan ada tulisan Peny?"

Ibu menjawab dengan perlahan, "Peny. itu kepanjangan dari penyakit" Duaaarr... serasa dada meledak dan menangislah, ibu heran dan bertanya, "Kenapa?".

"Sakit hati, bu... masa jadi penyakit, hiks... hiks..hiks.." Terisak sedih sambil bergumam mau ganti nama saja.

"Ya, sudah mau dipanggil apa" Tanya ibu.

"Tetap Peni, tetapi ditulis Penny, jadi ada dua huruf n, boleh ya, bu" Ibu mengangguk sambil tersenyum melihat anaknya yang sedih, mungkin terasa lucu.

Nah, sejak itu nama panggilan selalu ditulis "Penny", menjadi lebih bahagia, ketika ibu menyampaikan artinya mata uang terkecil di Inggris, menjadi imut. Hati menjadi plong dan merasa namanya lebih keren karena diambil dari bahasa Inggris. Kata ayah, "Peni itu kalau di Jawa, artinya indah" Walaupun sampai saat ini belum mendapatkan jawaban yang pasti tentang arti tersebut.

Sejak lulus sarjana mendapat gelar doktoranda, maka nama selalu ditulis "Dra. Persahini Sidik". Berharap orang menjadi cepat paham, bahwa nama tersebut berjenis kelamin perempuan. Selalu bangga memiliki nama unik dari orangtua yang selalu mengingatkan pentingnya sejarah kehidupan. Kedua orang tua menorehkan nama selurh anak-anaknya dengan latar belakang kisah yang sedang terjadi di kehidupan keluarga.

Tunggu, ya... berikut, penulis akan menceritakan sejarah nama kakak dan adik di tulisan berikutnya.

Medio : 2 Juni 2020.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Masih harus belajar banyak

19 Jun
Balas

Wah keren,ttp berkarya,jangan lupa follow akun saya,mari berbagi

03 Jun
Balas

Terima kasih, pak Jofa

19 Jun



search

New Post